Catatan 14 September: Angin Pantai, Gelak Tawa Keluarga
Perjalanan santai, dengan celoteh mak dan gelak ketawa dalam kereta. Sampai di Pantai Merdeka, angin laut sambut kami dengan hembusan yang nyaman. Langit biru, pasir panas, bunyi ombak berlari ke pantai — semua terasa sempurna.




14 September 2025 – Hari yang dinanti. Kami sekeluarga ambil keputusan untuk habiskan masa bersama di Pantai Merdeka. Dah lama tak keluar ramai-ramai begini — mak, adik-beradik semua ada, lengkap satu keluarga, penuh satu hati. Ya, tertinggal ayah - bukan tertinggal, tapi ayah tinggalkan kami semua.
Perjalanan santai, dengan celoteh mak dan gelak ketawa dalam kereta. Sampai di Pantai Merdeka, angin laut sambut kami dengan hembusan yang nyaman. Langit biru, pasir panas, bunyi ombak berlari ke pantai — semua terasa sempurna.

Kami tidak rancang untuk berkelah di sini. Hanya seberang untuk bergambar dan menjamu selera di kedai makan berdekatan jeti.

Anak-anak seronok main pasir, yang dewasa duduk bercerita. Mak sesekali senyum sendiri tengok cucu-cucu bermain. Hati rasa penuh. Bukan sebab tempatnya cantik sangat, tapi sebab masa itu kami semua ada, bersama, tanpa gangguan dunia luar.

Petang, sebelum balik, sempat ambil gambar ramai-ramai. Simpan kenangan dalam kamera, tapi lebih penting — simpan dalam hati.

Hari itu mungkin biasa pada orang lain, tapi luar biasa untuk kami. Sebab bila hidup makin sibuk, masa begini jadi terlalu berharga. Semoga ada lagi peluang seperti ini — untuk kembali ke pantai, dan kembali ke saat tenang bersama keluarga.


Post a Comment